Ambia dekkk: “Adik yang Kupilih, Bukan yang Kupunya”
Ambia dekkk: “Adik yang Kupilih, Bukan yang Kupunya” Ini bukan surat rindu, bukan pula permohonan maaf. Ini adalah sepotong jiwa yang tetap tinggal, bahkan ketika pintu telah ditutup dari dalam. Begini cara diamku tetap mengasihimu, bahkan ketika kau tak lagi menoleh, karena Beberapa kasih tidak bersuara, tapi ia menetap. Dan tulisan ini adalah buktinya. Dalam hidup yang tak selalu dapat dijelaskan dengan kata-kata, di antara hari-hari yang terus berjalan tanpa suara, aku menyimpan satu nama di dalam dada, dan aku menemukan, adekku Egi Maulana Risky Damanik. Bukan sekandung atau pun sedarah, namun sejak hari pertama mengenalnya lima tahun lalu, sesuatu dalam diriku perlahan memanggilnya, mbia dekk... Aku mengingatnya bukan sebagai luka, melainkan sesuatu yang pernah hidup dan belum sepenuhnya mati. Kami lahir tidak dari rahim yang sama. Tapi sejak langkah-langkahnya tiba di kota ini, dan matanya mencari tempat bernama rumah, hatiku diam-diam membuka pintu. Mungkin karena aku tak ...