Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2025

Mamakku dan Tintin Bolah Rotannya

Setiap keluarga pasti ada menyimpan kisah yang tak pernah dicatat dalam buku sejarah, mungkin diwariskan dalam bisik-bisik, dalam obrolan di meja makan, atau dalam ingatan yang tak lekang oleh waktu. Kisah cinta ibu dan bapak saya adalah salah satunya, sebuah cerita tentang janji yang terikat pada seutas cincin, tentang hati yang patah, tentang keberanian untuk memilih, dan tentang restu yang akhirnya memenangkan cinta.  Tidak ada yang lebih getir daripada cinta yang dikhianati janji, dan tidak ada yang lebih indah daripada cinta yang berani diperjuangkan. Kisah ini adalah tentang keduanya, tentang seorang pemuda bermarga Purba yang harus menelan kepedihan, tentang sebuah cincin yang kembali tanpa makna, dan tentang seorang ayah yang datang dari jauh untuk membuktikan ketulusan hatinya. Dari luka, lahirlah restu. Dari perpisahan, lahirlah keluarga.  Jadi beginilah kisahnya ku tuliskan, itu bukan hanya tentang cinta ibu dan bapak saya, tetapi juga tentang bagaimana aku bisa ada...

Anggi boru Payung Part TERAKHIR : Tamat

Beginilah catatan dari seorang yang kalah, kalah melawan waktu, kalah mempertahankan cinta, dan hampir kalah melawan dirinya sendiri. Saat hari-hari ketika aku merasa hidup ini bukan lagi sesuatu yang mesti diperjuangkan dengan gairah, hanya sekadar dijalani dengan tenaga yang tersisa, aku bagaikan seorang pengembara yang kehilangan arah di tengah padang tandus, berjalan hanya karena kaki masih bisa melangkah, tanpa tahu kemana tujuan akhirnya. Tulisan ini bukan untuk mencari simpati dari siapa pun, bukan pula untuk menegakkan kepalaku di hadapan dunia dan berkata bahwa aku tabah, sebab kenyataannya tidak demikian. Aku menulis semata-mata agar aku sendiri tidak lenyap ditelan sunyi yang setiap malam datang dan mencengkeram dadaku, agar aku masih bisa mendengar suaraku sendiri di tengah riuh dunia yang terasa semakin jauh. Karena jika aku berhenti menulis, jika aku berhenti menumpahkan segala yang menyesakkan di dada ke dalam kata-kata, barangkali aku benar-benar sudah mati jauh sebelum...